Di Link faforite ini Q akan nampilin alamat blogger tmn2Q. Tp gak smuanya.
1. Mintari:mintary.blogspot.com
2. Eni :enirustikasari.blogspot.com
Sabtu, 27 Oktober 2007
Artikel Website
Artikel
(561 Jumlah kata dalam halaman ini)
Kehadiran istano basa Pagaruyung tidak terlepas dari ide Gubernur Sumatera Barat yang waktu itu dijabat oleh Prof Harun Zein sekitar tahun 1974 dan tujuan awalnya untuk bisa mengangkat harkat masyarakat Minangkabau dan masyarakat Sumatera Barat serta menyatukan hubungan bathin masyarakat di kampung maupun perantauan sebagai miniaturnya Minangkabau.
Keinginan itu kemudian mendapat dukungan dari Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Propinsi Sumatera Barat dan usulan pertama direncanakan dibangun di Padang Pariaman karena di Pagaruyung waktu itu tidak diperoleh lahan. Tapi berkat kegigihan putera tanahdatar Sutan usman yang juga mantan walikota Payakumbuh sebagai orang yang memiliki kaitan dengan tuan gadih, pewaris kerajaan pagaruyung akhirnya berhasil dilakukan pendekatan untuk membangun kembali istano Basa pagaruyung dan sebelumnya sudah ada puing-puing dari Bangunan Istano Rajo Alam Gundam yang dibakar belanda pada tahun 1804.
Untuk merealisir pembangunannya ditunjuklah tiga orang ahli yakni Jafri Dt Lubuak Sati dari Pemprov Sumatera barat sebagai bendaharawan proyek Pelita Sumbar, Dt Sinaro (Mantan Wali Nagari Pagaruyung) serta Abu Yazid dari Kepurbakalaan. Dengan dana awal untuk pembangunan istano Basa pagaruyung berasal dari APBD Sumatera barat disamping bantuan berupa iuran Ninik Mamak se Sumatera Barat.
Konsultan pembangunannya dipercayakan kepada PT pembangunan Perumahaan sedangkan proyek tersebut berada dibawah Departemen kebudayaan , tepatnya pada tanggal 16 September 1976 dilakukan peletakan tonggak tuo pembangunan istano Pagaruyung sebagai Pemprov Sumatera barat yang berada dibawah Departemen kebudayaan sedangkan pembangunan dimulai pada tahun 1977 dan selesai pada tahun 1985.
Pembangunan Istano basa pagaruyung sampai saat ini diperkirakan sudah menghabiskan dana sebesar Rp,.7 milyar dan dana itu berasal dari Ninik Mamak, APBD Sumatera Barat, bantuan Bank Dunia dan Sumbangan Pemerintah Malasyia. Dan awalnya Gubernur Sumatera barat waktu itu ingin menjadikan Istano Basa Pagaruyung sebagai Museum terbuka mengenal sejarah adat Minangkabau yang terpusat di Pagaruyung dalam radius pengembangan 60 km persegi didalam areal tersebut terdapat 88 buah kapak radar (Bangunan Artefak) yang mempunyai kaitan sejarah yang tidak bisa dipisahkan dari Istano basa pagaruyung.
Meskipun sampai saat ini Istano Basa Pagaruyung belum dijadikan sebagai Museum terbuka karena didalamnya belum dilengkapi miniature luhak yang ada di Minangkabau. Sedangkan kondisi bangunan yang tersebut memiliki 11 buah gonjong dan 72 buah tonggak yang terdiri dari tiga lantai serta dilengkapi dengan surau, tabuah larangan dan rangkiah patah 9 selain itu juga ada bangunan yang disebut komplek A,sebagai lokasi-lokasi toko penjual serta arena permainan anak nagari dan fisik bangunan istano juga dilengkapi dengan berbagai macam ukiran, tiap bentuk dan ukiran yang ada pada istano Basa pagaruyung mempunyai falsafah sejarah dan Budaya Kerajaan minangkabau, Pengelolan Istano Basa Pagaruyung pada mulanya diserahkan kepada Pemprov Sumbar sejak tanggal 14 Agustus 1990 kepada Kabupaten Tanahdatar dan sekarang ditangani oleh Dinas Pariwisata dan seni Sumatera barat yang dipimpin oleh Kepala Dinas pariwisata Sumatera barat Djamilis SH bahkan kantor Dinas Pariwisata dan seni Budaya tersebut juga berlokasi diareal Istano Basa pagaruyung dan dalam peningkatan PAD istano Basa pagaruyung setiap tahun terus meningkat dan tahun lalu mencapai Rp.175 juta.
(561 Jumlah kata dalam halaman ini)
Kehadiran istano basa Pagaruyung tidak terlepas dari ide Gubernur Sumatera Barat yang waktu itu dijabat oleh Prof Harun Zein sekitar tahun 1974 dan tujuan awalnya untuk bisa mengangkat harkat masyarakat Minangkabau dan masyarakat Sumatera Barat serta menyatukan hubungan bathin masyarakat di kampung maupun perantauan sebagai miniaturnya Minangkabau.
Keinginan itu kemudian mendapat dukungan dari Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Propinsi Sumatera Barat dan usulan pertama direncanakan dibangun di Padang Pariaman karena di Pagaruyung waktu itu tidak diperoleh lahan. Tapi berkat kegigihan putera tanahdatar Sutan usman yang juga mantan walikota Payakumbuh sebagai orang yang memiliki kaitan dengan tuan gadih, pewaris kerajaan pagaruyung akhirnya berhasil dilakukan pendekatan untuk membangun kembali istano Basa pagaruyung dan sebelumnya sudah ada puing-puing dari Bangunan Istano Rajo Alam Gundam yang dibakar belanda pada tahun 1804.
Untuk merealisir pembangunannya ditunjuklah tiga orang ahli yakni Jafri Dt Lubuak Sati dari Pemprov Sumatera barat sebagai bendaharawan proyek Pelita Sumbar, Dt Sinaro (Mantan Wali Nagari Pagaruyung) serta Abu Yazid dari Kepurbakalaan. Dengan dana awal untuk pembangunan istano Basa pagaruyung berasal dari APBD Sumatera barat disamping bantuan berupa iuran Ninik Mamak se Sumatera Barat.
Konsultan pembangunannya dipercayakan kepada PT pembangunan Perumahaan sedangkan proyek tersebut berada dibawah Departemen kebudayaan , tepatnya pada tanggal 16 September 1976 dilakukan peletakan tonggak tuo pembangunan istano Pagaruyung sebagai Pemprov Sumatera barat yang berada dibawah Departemen kebudayaan sedangkan pembangunan dimulai pada tahun 1977 dan selesai pada tahun 1985.
Pembangunan Istano basa pagaruyung sampai saat ini diperkirakan sudah menghabiskan dana sebesar Rp,.7 milyar dan dana itu berasal dari Ninik Mamak, APBD Sumatera Barat, bantuan Bank Dunia dan Sumbangan Pemerintah Malasyia. Dan awalnya Gubernur Sumatera barat waktu itu ingin menjadikan Istano Basa Pagaruyung sebagai Museum terbuka mengenal sejarah adat Minangkabau yang terpusat di Pagaruyung dalam radius pengembangan 60 km persegi didalam areal tersebut terdapat 88 buah kapak radar (Bangunan Artefak) yang mempunyai kaitan sejarah yang tidak bisa dipisahkan dari Istano basa pagaruyung.
Meskipun sampai saat ini Istano Basa Pagaruyung belum dijadikan sebagai Museum terbuka karena didalamnya belum dilengkapi miniature luhak yang ada di Minangkabau. Sedangkan kondisi bangunan yang tersebut memiliki 11 buah gonjong dan 72 buah tonggak yang terdiri dari tiga lantai serta dilengkapi dengan surau, tabuah larangan dan rangkiah patah 9 selain itu juga ada bangunan yang disebut komplek A,sebagai lokasi-lokasi toko penjual serta arena permainan anak nagari dan fisik bangunan istano juga dilengkapi dengan berbagai macam ukiran, tiap bentuk dan ukiran yang ada pada istano Basa pagaruyung mempunyai falsafah sejarah dan Budaya Kerajaan minangkabau, Pengelolan Istano Basa Pagaruyung pada mulanya diserahkan kepada Pemprov Sumbar sejak tanggal 14 Agustus 1990 kepada Kabupaten Tanahdatar dan sekarang ditangani oleh Dinas Pariwisata dan seni Sumatera barat yang dipimpin oleh Kepala Dinas pariwisata Sumatera barat Djamilis SH bahkan kantor Dinas Pariwisata dan seni Budaya tersebut juga berlokasi diareal Istano Basa pagaruyung dan dalam peningkatan PAD istano Basa pagaruyung setiap tahun terus meningkat dan tahun lalu mencapai Rp.175 juta.
Welcome
Assallamu'alaikum............
Hai cemua.........
Makasih dah mau ngunjungin blogQ.tapi maaf kalau belum sempurna ,Q harap kalian mengerti ya????
khan manusia itu gak da yang sempurna.
Ku poenya satu pesan nich sebelum Qpamit.
Kalau baca ini jangan lupa sambil senyum "n" kedipin mata.
Khan senyum itu ibadah.Tapi jangan kebanyakan senyumnya.Sekian...........
Wassallam............
Hai cemua.........
Makasih dah mau ngunjungin blogQ.tapi maaf kalau belum sempurna ,Q harap kalian mengerti ya????
khan manusia itu gak da yang sempurna.
Ku poenya satu pesan nich sebelum Qpamit.
Kalau baca ini jangan lupa sambil senyum "n" kedipin mata.
Khan senyum itu ibadah.Tapi jangan kebanyakan senyumnya.Sekian...........
Wassallam............
Langganan:
Postingan (Atom)